Ketika Anda sedang mengunjungi dokter kandungan, entah untuk menyampaikan keluhan atau untuk membuat program hamil, dokter tentu akan "mewawancara" Anda. Salah satu pertanyaannya mungkin, "Umur berapa Anda pertama kali mendapat menstruasi?"
Anda mungkin akan bertanya-tanya, mengapa usia pertama kali mens perlu disampaikan. Namun, hal ini ternyata bisa menjadi potongan penting dalam sejarah kesehatan Anda.
Dalam sebuah studi, peneliti mendapati bahwa perempuan yang mendapatkan haid pertama pada usia 10 tahun atau kurang bisa meningkatkan risiko asma dua kali lipat. Saat ini, rata-rata anak perempuan mendapatkan mens pertama sebelum usia 13 tahun. Adakah risiko kesehatan lain yang Anda terima jika Anda mens pertama kali di bawah atau di atas usia tersebut?
"Alasan mengapa dokter menanyakan hal ini bukan karena kami mencari jawaban yang tepat," kata Caren Craig, MD, ahli kebidanan dan kandungan di Mercy Medical Center di Baltimore, MD. "Kami hanya mencoba mencari tanda bahaya yang bisa mengindikasikan kesulitan dalam kesuburan perempuan kelak. Dan kami mencari petunjuk apa pun yang bisa membantu kami menjawab komplain dari kaum perempuan."
Menurut Craig, umumnya perempuan Amerika mendapatkan haid pertamanya antara usia 10-15 tahun, dengan rata-rata usia 12 tahun. "Usia yang kami anggap tidak normal untuk haid pertama adalah kurang dari 8 tahun, dan lebih dari 16 tahun," katanya.
"Mens yang prematur memengaruhi kehidupan perempuan itu kelak. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kemungkinan kanker payudara dan endometriosis," ujar Craig.
Mens yang lebih awal juga dikaitkan dengan penyakit jantung, problem tentang citra tubuh (pertumbuhan payudara yang terlalu cepat), dan perilaku yang berisiko. Sedangkan mens yang terlambat dapat menyiratkan hambatan kesuburannya kelak dan kemungkinan kelainan metabolik.
Nah, jika saat ini Anda merupakan ibu dari seorang putri, cara terbaik untuk memperlambat pubertas adalah dengan mengonsumsi banyak sayuran, dan membatasi jumlah estrogen yang diekspos dari plastik, bahan kimia, dan makanan. Jika masa pubertasnya tertunda, kemungkinan hal ini disebabkan ia sedang menjalani latihan olahraga yang intens setiap hari. Dalam hal ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan tingkat aktivitasnya masih cukup sehat. kompas.com
Anda mungkin akan bertanya-tanya, mengapa usia pertama kali mens perlu disampaikan. Namun, hal ini ternyata bisa menjadi potongan penting dalam sejarah kesehatan Anda.
Dalam sebuah studi, peneliti mendapati bahwa perempuan yang mendapatkan haid pertama pada usia 10 tahun atau kurang bisa meningkatkan risiko asma dua kali lipat. Saat ini, rata-rata anak perempuan mendapatkan mens pertama sebelum usia 13 tahun. Adakah risiko kesehatan lain yang Anda terima jika Anda mens pertama kali di bawah atau di atas usia tersebut?
"Alasan mengapa dokter menanyakan hal ini bukan karena kami mencari jawaban yang tepat," kata Caren Craig, MD, ahli kebidanan dan kandungan di Mercy Medical Center di Baltimore, MD. "Kami hanya mencoba mencari tanda bahaya yang bisa mengindikasikan kesulitan dalam kesuburan perempuan kelak. Dan kami mencari petunjuk apa pun yang bisa membantu kami menjawab komplain dari kaum perempuan."
Menurut Craig, umumnya perempuan Amerika mendapatkan haid pertamanya antara usia 10-15 tahun, dengan rata-rata usia 12 tahun. "Usia yang kami anggap tidak normal untuk haid pertama adalah kurang dari 8 tahun, dan lebih dari 16 tahun," katanya.
"Mens yang prematur memengaruhi kehidupan perempuan itu kelak. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kemungkinan kanker payudara dan endometriosis," ujar Craig.
Mens yang lebih awal juga dikaitkan dengan penyakit jantung, problem tentang citra tubuh (pertumbuhan payudara yang terlalu cepat), dan perilaku yang berisiko. Sedangkan mens yang terlambat dapat menyiratkan hambatan kesuburannya kelak dan kemungkinan kelainan metabolik.
Nah, jika saat ini Anda merupakan ibu dari seorang putri, cara terbaik untuk memperlambat pubertas adalah dengan mengonsumsi banyak sayuran, dan membatasi jumlah estrogen yang diekspos dari plastik, bahan kimia, dan makanan. Jika masa pubertasnya tertunda, kemungkinan hal ini disebabkan ia sedang menjalani latihan olahraga yang intens setiap hari. Dalam hal ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan tingkat aktivitasnya masih cukup sehat. kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar